Senin, 16 Februari 2009

Tuliskan Curhatmu

Tuangkan isi hatimu dan pikiranmu tentang Pemilu, Caleg, dan Kampanye. Cukup satu atau dua halaman saja. Tulisan-tulisan tersebut akan dikumpulkan dan diterbitkan menjadi buku. Royalti dari buku tersebut akan disumbangkan demi menjadi bagian dari pembangun bangsa ini. Tulisan Anda akan menjadi bagian dari buku yang salah satu isinya adalah tulisan Zara Zettira Zr (novelis terkenal). Berikut ini tulisan dari Zara Zettira Zr.


Sabun Menjelang Pemilu

Pemilu 2009 merupakan pemilu ke 4 buat saya. 3 kali kesempatan sudah saya gunakan dengan penuh harapan. 3 kali juga saya kecewa. Kalau saya saja bisa merasa kecewa, bagaimana perasaan masyarakat umum yang posisinya jauh lebih terdesak dari saya? Yang kehidupannya jauh dari kelayakan dan masih di bawah garis kemiskinan? Yang keluarganya sudah jadi korban kesenjangan ekonomi turun temurun ?

Membicarakan soal rakyat tidak akan ada habis2nya. Dari sekian ratus juta kepala, tentu akan ada ratusan juta keinginan yang berbeda beda juga. Menyadari hal itu, saya menyadari keterbatasan seorang pemimpin. Bangsa kita bangsa yang besa secara kuantitas belum secara kualitas. Calon2 pemimpin itu juga bangsa Indonesia dan sebagian besar (maaf) juga masih jauh dari kualitas.

Pesta demokrasi membuka peluang bagi siapapun untuk ikut dalam kancah pemilihan. Keadaan ini membawa dua makna.. . positif juga negatf. Seperti segala hal dalam hidup, selalu ada dua sisi . Baik dan buruk. Sungguh pmemprihatinkan melihat poster2 kampanye menggunakan "croppingan' foto Beckham dan Obama! Apakah caleg itu nda paham mengenai copy right? Ini baru yang kelihatan saja. Ketidak pahaman mereka yang menyatakan siap jadi wakil rakyat betul2 seperti dagelan jadinya. Saya pribadi emoh di wakili oleh orang yg nda menghargai UU hak cipta. Bagaimana dengan PARTAI yg diwakilinya? Kok ya nda ditegur cara kapmanye yg jelas2 kliru ini?

Sering saya berdialog via email dengan para tema2 yg sekarang ikt jadi caleg. Juga yang mengajak saya menjadi caleg :):) Kalau pertanyaan saya sudah ke arah strategi2 kampanye yang kurang simpatik, mereka jawabannya sama : politik itu kotor Zar... jadi ya memang begitulah adanya. Dengan kata lain caleg2 inilah yg terbawa arus, mengikuti kotornya permainan politik. Jargon2 akan merubah keadaan hanya jargon saja. Hanya JANJI seperti vitamin dan suplemen2 yg beriklan akan menambah daya tahain tubuh anda atau kecap yang selalu menyatakan dirinya no.1 :):)

Bukan maksud saya endiskreditkan para caleg. Sekedar catatan pribadi saja, menjelang pemilu seperti dihadapkan pada bua simalakama. Dimakan ibu matu tak dimakan bapak mati.

Mau nda milih (golput) rasanya berdosa. Karena SATU suara saya bisa ikut menentukan nasib bangsa. Jika suara itu saya gunakan memilih calon yang baik/tepat. Mau milih juga jadi deg degan. Karena SATU suara saya itu bisa merugikan banyak orang kalo calon yang saya berikan suara itu kemudian ingkar. Pada saat memilih, mungkin kita berhenti sejenak memikirkan"kepentingan" kita. Mungkin kalau kita pikirkan kepentingan rakyat banyak akan mempermudah kita menentukan pilihan di pemilu mendatang.

Sandang - Pangan - Papan. Ini hal yang paling fundamental yang entah kenapa malah terimbas dengan pembangunan & arus modernisasi terus menerus? Rakyat makan saja masih kurang, tapi sudah mbangun BUSWAY. Banjir masih jadi epidemik di Jakarta tiap tahunnya, tapi Mall Mall nambah terus. Bukan hanya gembel di tepi jalan yang terak-teriak. Mereka mungkin sudah nda punya tenaga lagi untuk teriak. Tapi dari kalangan menengahpun banyak yang memprihatinkan keadaannya. Hari ini mereka masih bsa bertahan mencukupi sandang pangan papan anak2nya..tapi mereka tidak tau apa kelak anak2 mereka ini bisa mencukupi sandang - pangan- papan mereka?

Memang bicara dan mengkritik lebih mudah daripada melakukan. Karena nya jangan catatan saya ini dianggap sbagai kritikan pada siapapun. Hanya sebentuk pemikiran yang seandainya di baca oleh yang berkepentingan bisa memberi sedikit penyegaran ditengah kotornya dunia politik, masih ada sabun untum membersihkan diri...:):)

Jumat, 13 Februari 2009

NPWP PENULIS?

Kabar untuk para Penulis mengenai kebijakan Pemerintah yang berlaku mulai tahun 2009.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai prosedur pemungutan pajak bagi yang ber-NPWP dan yang tidak ber-NPWP:

Pemotong/pemungut pajak harus memastikan terlebih dahulu apakah Wajib Pajak yang pajaknya akan dipotong atau dipungut sudah memiliki NPWP atau belum. Mengapa? Karena tarif yang akan digunakan berbeda.
Untuk Penulis, akan diberlakukan ketentuan dari “UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2008 TANGGAL 23 SEPTEMBEER 2008 – TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS Undang-Undang Nomor 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN”, yang mulai berlaku sejak Januari 2009 khususnya pasal 23 tentang royalty.

Perhatikan bunyi ketentuan yang terdapat dalam Pasal 21 ayat (5a), Pasal 22 ayat (3) dan Pasal 23 ayat (1a) UU Nomor 36 Tahun 2008.

1.Pasal 21 ayat (5a)
Pasal ini menyebutkan bahwa pemotongan PPh Pasal 21 harus menerapkan tarif yang lebih tinggi 20% terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dibanding tarif yang ditetapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

2.Pasal 22 ayat (3)
Dalam pasal ini disebutkan bahwa pemungut PPh pasal 22 harus menerapkan tarif yang lebih tinggi 100% terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP dibanding tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan NPWP

3.Pasal 23 ayat (1a)
Pasal ini menyebutkan bahwa pemotong PPh Pasal 23 harus menerapkan tarif yang lebih tinggi 100% terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP dibanding tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan NPWP.



(Sumber: Indonesian Tax Review)

Kamis, 12 Februari 2009

Halo, saya Yudi Irawan. Setelah lulus dari Universitas Padjadjaran Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia, saya mulai mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh dengan menjadi Editor di PT Grafindo Media Pratama, kemudian diberi amanah untuk menjadi Kepala Bagian Editor. Setelah 5 tahun mengabdi di sana, kini saya mengabdi dalam dunia perbukuan di PT Sinergi Pustaka Indonesia sejak 2008 sebagai Publishing Manager. Melalui blog ini, saya akan bercerita, berbagi ilmu dan pengalaman, bahkan curhat tentang kegiatan saya. Saya juga mengajak teman-teman Publisher untuk sharing di blog saya ini. Selain itu, tentunya siapapun yang ingin browsing blog ini tidak dilarang. Selamat berkarya dan sukses!